Pernapasan Berpengaruh Terhadap Suara
Pernapasan sangat berpengaruh terhadap suara, napas yang keluar dari paru-paru akan menggetarkan pita suara dalam kerongkongan dengan alat-alat suara yang lain sehingga menghasilkan bunyi. Untuk dapat mengatur kelenturan suara, kita juga harus dapat mengatur pernapasan.
Pernapasan sangat berpengaruh terhadap suara, napas yang keluar dari paru-paru akan menggetarkan pita suara dalam kerongkongan dengan alat-alat suara yang lain sehingga menghasilkan bunyi. Untuk dapat mengatur kelenturan suara, kita juga harus dapat mengatur pernapasan.
Jenis-jenis Pernapasan
Ada tiga jenis pernapasan yang sering dipakai waktu kita bernyanyi, yaitu: Pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma.
Ada tiga jenis pernapasan yang sering dipakai waktu kita bernyanyi, yaitu: Pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma.
Pernapasan Dada
Terjadi apabila rongga dada mengembang dan perut mengempis sewaktu menarik napas. Rongga dada, bahu, dan leher yang tegang menyebabkan trachea, bronchie, dan paru-paru menjadi ikut tegang. Suara yang dihasilkan akan menjadi kaku dan wilayah suaranya (ambitus) menjadi terbatas. Pernapasan dada tidak dianjurkan untuk bernyanyi, dan jika dilakukan secara terus-menerus malah bisa membahayakan paru-paru.
Terjadi apabila rongga dada mengembang dan perut mengempis sewaktu menarik napas. Rongga dada, bahu, dan leher yang tegang menyebabkan trachea, bronchie, dan paru-paru menjadi ikut tegang. Suara yang dihasilkan akan menjadi kaku dan wilayah suaranya (ambitus) menjadi terbatas. Pernapasan dada tidak dianjurkan untuk bernyanyi, dan jika dilakukan secara terus-menerus malah bisa membahayakan paru-paru.
Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi apabila perut ikut mengembang sewaktu menarik napas. Cara pernapasan ini memang tidak mengakibatkan ketegangan pada rongga dada, leher, maupun bahu, tetapi tidak mendukung pada suara yang dikeluarkan melalui mulut, apalagi untuk suara tinggi dan bervolume besar.
Pernapasan perut terjadi apabila perut ikut mengembang sewaktu menarik napas. Cara pernapasan ini memang tidak mengakibatkan ketegangan pada rongga dada, leher, maupun bahu, tetapi tidak mendukung pada suara yang dikeluarkan melalui mulut, apalagi untuk suara tinggi dan bervolume besar.
Pernapasan Diafragma
Terjadi apabila sekat rongga badan ikut mengembang sewaktu menghirup napas. Sekat ini terletak diantara rongga dada dan rongga perut. Pernapasan diafragma merupakan cara yang efektif untuk bernyanyi dan tidak mengganggu organ tubuh lainnya. Selain itu pernapasan diafragma dapat memberi dukungan pada suara yang dikeluarkan, ambitus suara dapat mencapai wilayah yang maksimal.
Terjadi apabila sekat rongga badan ikut mengembang sewaktu menghirup napas. Sekat ini terletak diantara rongga dada dan rongga perut. Pernapasan diafragma merupakan cara yang efektif untuk bernyanyi dan tidak mengganggu organ tubuh lainnya. Selain itu pernapasan diafragma dapat memberi dukungan pada suara yang dikeluarkan, ambitus suara dapat mencapai wilayah yang maksimal.
Kontrol pernapasan
diafragma sangat dipengaruhi oleh cara kerja diafragma. Diafragma berfungsi
sebagai otot penggerak pernapasan yang membantu proses menghirup, menahan dan
menghembuskan napas. Agar dapat mengatur pernapasan dengan sempurna diperlukan
sikap badan yang baik, yaitu: Kepala tegak tetapi tidak kaku, bahu tegap dan
rileks, dada membusung, punggung lurus.
Latihan Pernapasan
Latihan pernapasan yang intensif dapat membantu kita memperoleh suara yang murni. Berikut ini ada beberap tips untuk berlatih pernapasan.
1. Lakukanlah di ruangan terbuka, atau setidaknya di dalam tuangan dengan sirkulasi udara yang memadahi.
Latihan pernapasan yang intensif dapat membantu kita memperoleh suara yang murni. Berikut ini ada beberap tips untuk berlatih pernapasan.
1. Lakukanlah di ruangan terbuka, atau setidaknya di dalam tuangan dengan sirkulasi udara yang memadahi.
2. Jangan
menggunakan pakaian yang ketat.
3. Lakukan pada
pagi hari agar mendapatkan udara yang bersih, atau setelah turun hujan agar
tidak banyak debu.
4. Lakukan secara
rutin dan berangsur meningkat. Sebagai gambaran, pertama lakukanlah latihan
pernapasan selama 5 menit dengan berlatih menahan napas selama 5 detik.
Kemudian hari berikutnya, tingkatkan menjadi 7 detik, dan seterusnya.
5. Usahakan agar
bahu tidak terangkat saat menarik napas. Perhatikanlah, agar tulang rusuk
bagi`n bawah yang mengembang ke samping.
6. Hiruplah udara
melalui hidung.
7. Hembuskan napas
melalui mulut dengan suara mendesis “sss atau fff” pada permulaan, lau dengan
suara “aaahhh.”(ez)yang-ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar