Dalam
prinsip pemasaran dikenal 4 elemen penting dalam strategi pemasaran, yaitu: Product (produk), Price
(harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Namun demikian, dewasa ini banyak pakar
pemasaran yang menganggap kemasan (Packaging) sebagai P kelima dalam elemen strategi pemasaran. Banyak orang menganggap bahwa
kemasan tidak begitu berpengaruh, tetapi mengapa kemasan seperti botol Coca Cola dengan bentuk botol yang unik
dan khas dapat terkenal di seluruh dunia dan merupakan elemen yang tidak dapat
dipisahkan dari Coca Cola itu sendiri? Beberapa konsumen malah beranggapan bahwa kalau
tidak minum Coca Cola dari “botol unik” berarti yang diminum bukan merek Coca Cola. Di
sini menunjukkan
bahwa kemasan dapat mengangkat citra dari sebuah perusahaan dan menciptakan kesetiaan atau
loyalitas konsumen terhadap produk yang dikemasnya.
Sebuah
kemasan yang berhasil merupakan perpaduan antara pemasaran dan desain, tetapi ada perbedaan yang sangat
besar antara cara berpikir para pakar pemasaran dengan para desainer. Kita sebagai
desainer cenderung berpikir lebih subjektif dan kreatif - mencari ide. Sedangkan seorang
staf pemasaran lebih berpikir secara objektif dan marketing oriented - bagaimana meningkatkan penjualan
dengan biaya seminimal mungkin. Akan tetapi dibalik perbedaan itu, ada satu kesamaan tujuan,
yaitu mendapatkan
respons positif dari pengamat sasaran. Karena itu seorang desainer komunikasi visual perlu mengerti konsep
dasar pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi, sebaliknya seorang staf pemasaran perlu mengerti cara
visualisasi para konsumennya. Dengan berkembangnya jumlah produk di pasar ditambah dengan persaingan
yang tajam dewasa
ini , membuat pasar menjadai sebuah arena di mana setiap produk harus mampu bersaing dengan produk
lainnya. Ditambah lagi dengan banyaknya pasar swalayan (self service),
menuntut sebuah produk menjadi wiraniaga tan wicara (silent sales person), di mana produk tersebut harus
mampu menjual. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan pentingnya peranan desain kemasan dalam pemasaran. Menurut Hermawan Kartajaya, kita
tidak boleh menganggap remeh “estetika” (baca:desain). Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah produsen
yang ikut serta dalam persaingan pasar. Dahulu ketika jumlah produk di pasar masih
sedikit, estetika tidak punya arti apa-apa di mata konsumen. Konsumen tidak peduli
dengan bentuk produk yang unik, pilihan kemasan yang lain daripada yang lain, dan
lain-lain. Tetapi kini ketika informasi sangat mudah didapat dan diakses dari berbagai sumber
seperti koran, majalah, televisi hingga internet, maka mau tidak mau estetika
memegang peranan penting dan menjadi nilai tambah di samping kualitas produk dan
layanan pasca jual.
Ada
tiga alasan penting mengapa estetika penting dalam pemasaran, yaitu:8
1.
Estetika
dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh psikologis dan emosional.
Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada kemasan.
2.
Estetika
dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut Bernd Schmitt, seorang brand
strategist, “When your company or product provides specific experience that customers can see,
hear, touch and feel, you are adding value and you can price that value.”
3.
Estetika
dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of differentiation)
di tengah
persaingan merek yang semakin ketat. Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan
untuk penjualan
swalayan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
a.
Stands out (menonjol)
Kriteria
yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia
akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan
berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara
adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh
lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali
terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih
terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar.
b.
Contents (Isi)
Kemasan
harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya,
pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk
tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi
produk tersebut.
c.
Distinctive (Unik)
Secara
keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing.
d.
Suitable (Sesuai)
Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang
dikemas. Misalnya, bentuk kemasan
botol untukproduk cair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar