Air adalah unsur kehidupan
utama bagi umat manusia. Tetapi air juga dapat mcnjadimusuh dahsyat bagi
manusia bila tidak ditata dengan baik sebagaimana dialami olehbanyak negara di
dunia ini, termasuk Indonesia.
Permasalahan lingkungan yangsering dijumpai di negara kita pada saat ini adalah
terjadinya banjir pada musimhujan dan kekeringan pada musim kemarau.Air hujan
tidak dapat mengalir oleh karena tidak beri cukup peluang, misalnya olehurugan
dan pembangunan pada alur-alur air (sungai), urugan pada cekungan tanahdalam
dimana air dapat terkumpul (rawa, situ), dan pembuatan sudctan-sudetansebagai
langkah darurat. Dan berbagai macam penyebab lain, ditambah lagi dengangenangan
yang diakibatkan oleh hujan di kota
itu sendiri yang tidak diberi alur-alurpembuangan (drainase) atau prasarana
pembuangannya tidak memadai atau tidak terpelihara dengan baik. Maka sebagai
akibat dari semua faktor ini, maka elevasi air meningkat dan air banjir
melewati tanggul-tanggul saluran drainase. Peningkatan elevasi muka air ini bahkan
dapat merambat ke arah hulu dan melimpah ke wilayah yang lebih tinggi dari
hilir akibat efek back water.
Besar banjir yang terjadi tergantung dari besarnya curah
hujan di suatu daerah, topografi, dan wujud dari wilayah, yang dilalui banjir
sebelum air sampai dan meluap di daerah hilir yang merupakan daerah yang
relatif landai, seperti DKI Jakarta. Seringkali kelandaian suatu wilayah
disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir dimana-mana. Ini memang
benar, akan tetapi justru karena kelandaian itulah kita harus lebih cermat
dalam membuat sarana-sarana pengaturan dan pengendalian
air serta dalam pembangunan
pada umumnya.
Wujud upaya untuk membantu pengendalian banjir dan
sekaligus mencakup memperbaiki (konservasi) airtanah, serta menekan laju erosi.
Upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatan sumur resapan.
Pengertian Sumur Resapan dan Bentuk Sumur Resapan
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan
diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang
dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi
aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air
tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya
intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4)
mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah
yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut,
1995).
FUNGSI
SUMUR RESAPAN
Sumur resapan secara umum
memiliki beberapa fungsi strategis. Fungsi-fungsi itu diantaranya ialah:
1) Pengendali banjir, banyak
aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur
resapan tergantung volume dan
jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan
yang jumlah rumahnya 1.000
buah, kalau masing-masing rumah membuat sumur
resapan dengan volume 2 m3
berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar
2.000 m3 air.
2) Konservasi airtanah,
peresapan air mclalui sumur resapan sangat penting
mcngingat adanya perubahan
tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi
dari perkembangan pcnduduk
dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata guna
tanah tersebut akan
menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini
mengingat semakin banyak
tanah yang tertutupi oleh tembok, beton, aspal, dan
bangunan lainnya yang
tentunya berdampak meningkatnya laju aliran permukaan.
Penutupan permukaan tanah
oleh permukiman dan fasilitas umum besar dampaknya
bagiannya, berarti setiap
kali turun hujan 30 mm akan ada 225.000 m3 air hujan yang
tidak dapal meresap ke dalam
tanah. Jumlah ini akan berkumpul dcngan aliran
permukaan dari kawasan lain
pada lahan yang rendah sehingga dapat
mengakibatkan banjir.
3) Menekan laju erosi, dengan
adanya penurunan aliran pcrmukaan maka laju erosi
pun akan menurun. Apabila
aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang
tergerus dan terhanyut pun
akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air
hujan kecil dan erosi pun
akan kecil.
1.
Bentuk Dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)
Bentuk dan ukuran konstruksi SRA
sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil
adalah berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8
meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman disesuaikan dengan tipe
konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari
fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2
Psr : 3 Krl untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1
Pc : 5 Psr tidak diplester, tebal ½ bata (Gambar 2).
Data teknis sumur
resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
2.
Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
3.
Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
4.
Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
5.
Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir
tanpa plester
6.
Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
7.
Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil.
2. Desain Konstruksi Sumur Resapan Air
Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain
berdasarkan kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur
resapan air dalam hal ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur
resapan air. Menurut SNI No. 02-2453-1991Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik
Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis
pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada pekarangan, persyaratan teknik
meliputi :
1.
Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi
dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi
lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang,
mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
2.
Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan,
permeabilitas yang diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan
diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik
tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.
3.
Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan
maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.
Dalam mendesain
dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan perumahan terdapat tiga
parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas tanah, curah
hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air (Dephut, 1994). Permeabilitas tanah dapat kita tentukan
berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan Metode Auger
Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan volume
sumur resapan air yang akan dibuat. Curah
hujan diperlukan untuk menentukan dimensi sumur resapan air. Data curah
hujan yang diperlukan selama 10 tahun pengamatan (diperoleh dari stasiun hujan
terdekat). Pengukuran luas atap rumah
didasarkan atas luas permukaan atap yang merupakan tempat curah hujan jatuh
secara langsung diatasnya.
Sedangkan untuk
mendesain bentuk dan jenis konstruksi sumur resapan air diperlukan parameter
sifat-sifat fisik tanah yang meliputi Infiltrasi,tekstur tanah, struktur tanah,
dan pori
drainase (Mulyana, 1998).
c. Pembuatan Sumur Resapan Air
Setelah diperoleh
desain konstruksi (dimensi, bentuk dan jenis) sumur resapan air sesuai dengan
kondisi lingkungan pada kawasan perumahan, selanjutnya dalam proses pembuatan
sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu: a) pembuatan secara
kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan); dan
b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur
resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus direncanakan sejak
dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak jelas
alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok
bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih). Alternatif lain, SRA dibuat dalam
bentuk danau untuk semua rumah pada suatu kawasan perumahan (seperti perumahan
Bogor Lakeside), sehingga SRA berfungsi disamping untuk meresapkan air ke dalam
tanah juga sebagai tempat rekreasi warga perumahan,.
SRA yang
dibuat pada setiap rumah atau per-tipe rumah dapat dirancang dengan
memperhatikan aspek luas perkarangan rumah dan nilai estetika, sehingga SRA
dapat dibangun ke arah vertikal atau horisontal. Biaya pembuatan konstruksi SRA
berkisar antara Rp. 75.000 hingga Rp.150.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar