Jumat, 25 Januari 2013

SUMUR RESAPAN

           Air adalah unsur kehidupan utama bagi umat manusia. Tetapi air juga dapat mcnjadimusuh dahsyat bagi manusia bila tidak ditata dengan baik sebagaimana dialami olehbanyak negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Permasalahan lingkungan yangsering dijumpai di negara kita pada saat ini adalah terjadinya banjir pada musimhujan dan kekeringan pada musim kemarau.Air hujan tidak dapat mengalir oleh karena tidak beri cukup peluang, misalnya olehurugan dan pembangunan pada alur-alur air (sungai), urugan pada cekungan tanahdalam dimana air dapat terkumpul (rawa, situ), dan pembuatan sudctan-sudetansebagai langkah darurat. Dan berbagai macam penyebab lain, ditambah lagi dengangenangan yang diakibatkan oleh hujan di kota itu sendiri yang tidak diberi alur-alurpembuangan (drainase) atau prasarana pembuangannya tidak memadai atau tidak terpelihara dengan baik. Maka sebagai akibat dari semua faktor ini, maka elevasi air meningkat dan air banjir melewati tanggul-tanggul saluran drainase. Peningkatan elevasi muka air ini bahkan dapat merambat ke arah hulu dan melimpah ke wilayah yang lebih tinggi dari hilir akibat efek back water.
            Besar banjir yang terjadi tergantung dari besarnya curah hujan di suatu daerah, topografi, dan wujud dari wilayah, yang dilalui banjir sebelum air sampai dan meluap di daerah hilir yang merupakan daerah yang relatif landai, seperti DKI Jakarta. Seringkali kelandaian suatu wilayah disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir dimana-mana. Ini memang benar, akan tetapi justru karena kelandaian itulah kita harus lebih cermat dalam membuat sarana-sarana pengaturan dan pengendalian
air serta dalam pembangunan pada umumnya.
            Wujud upaya untuk membantu pengendalian banjir dan sekaligus mencakup memperbaiki (konservasi) airtanah, serta menekan laju erosi. Upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatan sumur resapan.
            Pengertian Sumur Resapan dan Bentuk Sumur Resapan
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).

FUNGSI SUMUR RESAPAN
Sumur resapan secara umum memiliki beberapa fungsi strategis. Fungsi-fungsi itu diantaranya ialah:

1) Pengendali banjir, banyak aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur
resapan tergantung volume dan jumlah sumur resapan. Misalnya, sebuah kawasan
yang jumlah rumahnya 1.000 buah, kalau masing-masing rumah membuat sumur
resapan dengan volume 2 m3 berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar
2.000 m3 air.
2) Konservasi airtanah, peresapan air mclalui sumur resapan sangat penting
mcngingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai konsekuensi
dari perkembangan pcnduduk dan perekonomian masyarakat. Perubahan tata guna
tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini
mengingat semakin banyak tanah yang tertutupi oleh tembok, beton, aspal, dan
bangunan lainnya yang tentunya berdampak meningkatnya laju aliran permukaan.
Penutupan permukaan tanah oleh permukiman dan fasilitas umum besar dampaknya
bagiannya, berarti setiap kali turun hujan 30 mm akan ada 225.000 m3 air hujan yang
tidak dapal meresap ke dalam tanah. Jumlah ini akan berkumpul dcngan aliran
permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah sehingga dapat
mengakibatkan banjir.
3) Menekan laju erosi, dengan adanya penurunan aliran pcrmukaan maka laju erosi
pun akan menurun. Apabila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang
tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air
hujan kecil dan erosi pun akan kecil.

1. Bentuk Dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)
Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman disesuaikan dengan tipe konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak diplester, tebal ½ bata (Gambar 2). 
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
2.      Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
3.      Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
4.      Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
5.      Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester
6.      Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm
7.      Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.

2. Desain Konstruksi Sumur Resapan Air
    Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain berdasarkan kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur resapan air dalam hal ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur resapan air. Menurut SNI No. 02-2453-1991Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
1.      Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang, mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
2.      Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan, permeabilitas yang diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.
3.      Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.
Dalam mendesain dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan perumahan terdapat tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas tanah, curah hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air (Dephut, 1994). Permeabilitas tanah dapat kita tentukan berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan Metode Auger Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan volume sumur resapan air yang akan dibuat. Curah hujan diperlukan untuk menentukan dimensi sumur resapan air. Data curah hujan yang diperlukan selama 10 tahun pengamatan (diperoleh dari stasiun hujan terdekat). Pengukuran luas atap rumah didasarkan atas luas permukaan atap yang merupakan tempat curah hujan jatuh secara langsung diatasnya.
Sedangkan untuk mendesain bentuk dan jenis konstruksi sumur resapan air diperlukan parameter sifat-sifat fisik tanah yang meliputi Infiltrasi,tekstur tanah, struktur tanah, dan pori drainase (Mulyana, 1998).

c. Pembuatan Sumur Resapan Air
Setelah diperoleh desain konstruksi (dimensi, bentuk dan jenis) sumur resapan air sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan perumahan, selanjutnya dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu: a) pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan); dan b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih). Alternatif lain, SRA dibuat dalam bentuk danau untuk semua rumah pada suatu kawasan perumahan (seperti perumahan Bogor Lakeside), sehingga SRA berfungsi disamping untuk meresapkan air ke dalam tanah juga sebagai tempat rekreasi warga perumahan,.
SRA yang dibuat pada setiap rumah atau per-tipe rumah dapat dirancang dengan memperhatikan aspek luas perkarangan rumah dan nilai estetika, sehingga SRA dapat dibangun ke arah vertikal atau horisontal. Biaya pembuatan konstruksi SRA berkisar antara Rp. 75.000 hingga Rp.150.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar